Impak Teknologi dalam Mengurangi Ketimpangan Sosial di Indonesia

Dalam era digital ini, teknologi memegang peran sentral dalam mengurangi ketimpangan sosial di Indonesia. Berbagai inovasi teknologi seperti internet, smartphone, dan media sosial telah membuka akses baru untuk pendidikan, pekerjaan, dan informasi yang sebelumnya sulit dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, teknologi juga memfasilitasi pemerataan ekonomi melalui platform digital seperti e-commerce dan fintech yang memungkinkan masyarakat bawah untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. Tentu saja, tantangan masih ada, termasuk isu aksesibilitas dan literasi digital. Namun, dengan kebijakan yang tepat dan partisipasi aktif semua pihak, teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mengurangi ketimpangan sosial di negeri ini.

Pengaruh Teknologi terhadap Ketimpangan Sosial di Indonesia

Menurut Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, teknologi telah menjadi kekuatan pendorong utama dalam menentukan kemajuan suatu negara, termasuk Indonesia. Namun, pertumbuhan teknologi yang pesat ini juga berpotensi menciptakan ketimpangan sosial jika tidak dikelola dengan baik. Misalnya saja, akses ke internet yang masih terbatas di beberapa wilayah pedesaan di Indonesia, menjadikan penduduk di sana kurang mendapat manfaat teknologi digital.

Menurut data APJII 2020, penetrasi penggunaan internet di Indonesia baru mencapai 73,7%. Ini berarti ada sekitar 82,79 juta penduduk Indonesia yang masih belum terhubung ke internet. Tentu ini menjadi perhatian serius, sebab dengan tidak terhubungnya mereka ke internet, informasi yang didapat menjadi terbatas. Ketimpangan semacam ini bisa menimbulkan masalah serius, seperti kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.

Selanjutnya, Strategi Menggunakan Teknologi untuk Mengurangi Ketimpangan Sosial

Pada sisi lain, teknologi juga memiliki potensi besar untuk mengurangi ketimpangan sosial jika digunakan secara efektif. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah memperluas akses internet ke daerah-daerah terpencil. Misalnya, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi untuk membangun infrastruktur jaringan di daerah-daerah tersebut.

Selain itu, peningkatan literasi digital juga menjadi langkah penting untuk memastikan semua orang bisa memanfaatkan teknologi dengan baik. Literasi digital tidak hanya sebatas memahami cara menggunakan teknologi, tapi juga meliputi pemahaman tentang etika dan hukum di dunia digital, serta kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis.

Untuk itu, Bambang Brodjonegoro menyarankan agar pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan bekerja sama dalam menciptakan program-program pelatihan dan pendidikan tentang literasi digital. “Teknologi harus menjadi alat yang menghubungkan dan memberdayakan semua orang, bukan menjadi pembatas,” ungkapnya.

Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat dan inklusif, kita bisa berharap bahwa ketimpangan sosial di Indonesia dapat berkurang. Mari kita terus berupaya untuk mencapai Indonesia yang lebih maju dan adil di era digital ini.